Title | UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KUNYIT (Curcuma longa Linn.) DAN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN PERBEDAAN METODE PENGERINGAN DAN DUA SEDIAAN JAMU TRADISIONALNYA |
Edition | |
Call Number | BF 2207 22 |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Fadhilah Nanda Supriadi - Personal Name Wiwi Winarti - Personal Name Diah Kartika Pratami - Personal Name |
Subject(s) | Kimia Farmasi |
Classification | |
Series Title | GMD | Text |
Language | Indonesia |
Publisher | Fakultas Farmasi Universitas Pancasila |
Publishing Year | 2022 |
Publishing Place | Jakarta |
Collation | |
Abstract/Notes | (A) FADHILAH NANDA SUPRIADI (2018210077) (B) UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KUNYIT (Curcuma longa) DAN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DENGAN PERBEDAAN METODE PENGERINGAN SERTA DUA SEDIAAN JAMU TRADISIONALNYA (C) xv + 79 halaman; 29 tabel; 18 gambar; 17 lampiran (D) Kata kunci : Kunyit (Curcuma longa), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza), Pengeringan, Antioksidan, Minuman kesehatan, Serbuk instan (E) Pengeringan merupakan tahapan terpenting dalam menjaga kestabilan senyawa pada simplisia. Rimpang kunyit (Curcuma longa) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan tanaman obat yang telah banyak dimanfaatkan sebagai jamu tradisional untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia. Kunyit dan temulawak memiliki kandungan kurkumin yang memiliki banyak khasiat, salah satunya sebagai sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pengeringan terhadap aktivitas antioksidan pada kunyit dan temulawak. Metode pengeringan yang digunakan yaitu sinar matahari langsung, dikering anginkan, dan oven 40OC. Rimpang kunyit dan temulawak yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dibuat minuman kesehatan dan serbuk instan, lalu dilakukan uji aktivitas antioksidan, kadar kurkumin, dan ditetapkan parameter mutu produk berdasarkan standar P-IRT. Hasil uji membuktikan bahan segar memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 kunyit (137,72 µg/mL) dan IC50 temulawak (188,46 µg/mL). Uji aktivitas antioksidan kunyit dengan berbagai metode pengeringan secara diangin-anginkan dalam suhu ruang, dibawah sinar matahari langsung, dan oven 40OC memberikan hasil IC50 (154,91 µg/mL; 145,75 µg/mL; 149,52 µg/mL). Sedangkan uji aktivitas antioksidan temulawak dengan berbagai metode pengeringan secara diangin-anginkan dalam suhu ruang, dibawah sinar matahari langsung, dan oven 40OC memberikan hasil IC50 (206,48 µg/mL; 198,96 µg/mL; 193,41 µg/mL). Dapat disimpulkan bahwa bahan segar memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dan berbagai metode pengeringan terbukti dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan pada kunyit dan temulawak dengan menurunkan nilai IC50. (F) Daftar Rujukan : 42 buah (2004-2021). (G) apt. Dra. Wiwi Winarti, M.Si. ; apt. Diah Kartika Pratami, M.Farm. (H) 2022 |
Specific Detail Info | |
Image | ![]() |
File Attachment | LOADING LIST... |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |